Powered By Blogger

Minggu, 18 Desember 2011

elektroplating

BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Electroplating
Dalam teknologi pengerjaan logam, proses electroplating dikategorikan sebagai proses pengerjaan akhir (metal finishing). Secara sederhana, electroplating dapat diartikan sebagai proses pelapisan logam, dengan menggunakan  bantuan arus listrik dan senyawa kimia tertentu guna memindahkan partikel logam pelapis ke material yang hendak dilapis.Pelapisan logam dapat berupa lapis seng (zink), galvanis, perak, emas, brass, tembaga, nikel dan krom. Penggunaan lapisan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan kegunaan masing-masing material.
Perbedaan utama dari pelapisan tersebut selain anoda yang digunakan, adalah larutan elektrolisisnya. Dalam penelitian yang baru belakangan ini (tahun 2004), dilakukan oleh Tadashi Doi dan Kazunari Mizumoto, mereka menemukan larutan baru (elektrolisis) yang dinamakan larutan citrate ( kekerasan deposit mencapai 440 VHN).
Proses electroplating mengubah sifat fisik, mekanik, dan sifat teknologi suatu material.Salah satu contoh perubahan fisik ketika material dilapis dengan nikel adalah bertambahnya daya tahan material tersebut terhadap korosi, serta bertambahnya kapasitas konduktifitasnya.Adapun dalam sifat mekanik, terjadi perubahan kekuatan tarik maupun tekan dari suatu material sesudah mengalami pelapisan dibandingkan sebelumnya.Karena itu, tujuan pelapisan logam tidak luput dari tiga hal, yaitu untuk meningkatkan sifat teknis/mekanis dari suatu logam, yang kedua melindungi logam dari korosi, dan ketiga memperindah tampilan (decorative).


v  Prinsip Dasar Electroplating
Kita mengenal istilah anoda, katoda, larutan elektrolit.Ketiga istilah tersebut digunakan seluruh literatur yang berhubungan dengan pelapisan material khususnya logam dan diilustrasikan seperti pada Gambar 1.
  • Anoda adalah terminal positif, dihubungkan dengan kutub positif dari sumber arus listrik. Anoda dalam larutan elektrolit ada yang larut dan ada yang tidak. Anoda yang tidak larut berfungsi sebagai penghantar arus listrik saja., sedangkan anoda yang larut berfungsi selain penghantar arus listrik, juga sebagai bahan baku pelapis
Gambar 1. Anoda, Katoda, dan Elektrolit
Gambar 1. Anoda, Katoda, dan Elektrolit
  • Katoda dapat diartikan sebagai benda kerja yang akan dilapisi, dihubungkan dengan kutub negatif dari sumber arus listrik.
  • Elektrolit berupa larutan  yang molekulnya dapat larut dalam air dan terurai menjadi partikel-partikel yang bermuatan positf atau negatif.
Karena electroplating adalah suatu proses yang menghasilkan lapisan tipis logam di atas permukaan logam lainnya dengan cara elektrolisis, maka perlu kita ketahui skema proses electroplating tersebut.
2.2  Skema Proses Electroplating
Perpindahan ion logam dengan bantuan arus listrik melalui larutan elektrolit sehinnga ion logam mengendap pada benda padat yang akan dilapisi. Ion logam diperoleh dari elektrolit maupun berasal dari pelarutan anoda logam di dalam elektrolit.Pengendapan terjadi pada benda kerja yang berlaku sebagai katoda.
image003
Gambar 2. Skema proses electroplating
Reaksi kimia yang terjadi pada proses electroplating seperti yang terlihat pada Gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pada KATODA
Pembentukan lapisan Nikel
Ni2+(aq)­ + 2e­­­­- →Ni (s)
Pembentukan gas Hidrogen
2H+(aq)­ + 2e­­­­- →H2 (g)
Reduksi oksigen terlarut
½ O2 (g) + 2H+ →H2O (l)

Mekanisme terjadinya pelapisan logam adalah dimulai dari dikelilinginya ion-ion logam oleh molekul-molekul pelarut yang mengalami polarisai.Di dekat permukaan katoda, terbentuk daerah Electrical Double Layer (EDL) yang bertindak seperti lapisan dielektrik. Adanya lapisan EDL  memberi beban tambahan bagi ion-ion untuk menembusnya. Dengan gaya dorong beda potensial listrik dan dibantu oleh reaski-reaksi kimia, ion-ion logam akan menuju permukaan katoda dan menangkap electron dari katoda, sambil mendeposisikan diri di permukaan katoda. Dalam kondisi equilibrium, setelah ion-ion mengalami discharge menjadi atom-atom kemudian akan menempatkan diri pada permukaan katoda dengan mula-mula menyesuaikan mengikuti susunan atom dari material katoda.
2.3  Variasi Electroplating
a.      Elektroplating Tembaga-Nikel-Khrom
Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferro atau kuningan sebagai logam yang dilapis adalah satu cara untuk melindungi logam terhadap serangan korosi dan untuk mendapatkan sifat dekoratif. Cara pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan metode elektroplating adalah sebagai berikut:Pelapisan menggunakan arus searah. Cara kerjanya mirip dengan elektrolisa, dimana logam pelapis bertindak sebagai anoda,sedangkan logam dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang disertai dengan perlakuan awal terhadap benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan dibandingkan dengan cara-cara yang lain.
Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain:
a. Lapisan relatif tipis.
b. Ketebalan dapat dikontrol.
c. Permukaan lapisan lebih halus.
d. Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom.
Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas tiga proses yaitu perlakuan awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil elektroplating.Proses elektroplating ini terdapat tiga jenis proses pelapisan yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan Tembaga, lalu dilanjutkan dengan pelapisan Nikel dan yang terakhir benda dilapis dengan Khrom.
b.      Pelapisan Tembaga
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena mempunyai sifat hantaran arus dan panas yang baik.Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup permukaan bahan yang dilapis dengan baik.Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom.
Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar pada pelapisan baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan khrom.Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat.Alasan pemilihan plating tembaga untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.
Ø  Sifat-sifat Fisika Tembaga
1.Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2.Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3.Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4.Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
Ø  Sifat-sifat Kimia Tembaga
1.Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida tembaga (CuO)
2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi 2Cu + O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3
3.Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4 encer
4.Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 → CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer → 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam.Untuk tipe alkali komposisi larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.
gb7712
gb7722
Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai sebagai pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini terutama digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan pelapisan tembaga dengan logam lain.
Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, sementara proses Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi. Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu terikutnya larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki tinggi disbanding larutan strike sebab kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.Komposisi larutan dan kondisi operasi untuk pelapisan tembaga asam dapat dilihat pada tabel 2.4.
gb7741
Proses “Pengolahan Awal” adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang akan mengalami proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai dua tujuan pokok adalah sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik dari benda asalnya, dan aplikasi teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat listrik dan lain sebagainya.Keberhasilan proses pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia maupu dengan cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada umumnya meliputi proses-proses pembersihan dari segala macam pengotor (cleaning proses) dan juga termasuk proses-proses pada olah permukaan seperti poleshing, buffing,dan proses persiapan permukaan yang lainnya.Untuk mendapatkan daya lekat pelapisan logam (adhesi) dan fisik permukaan benda kerja yang baik dari suatu lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses pembersihan permukaan. Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas dapat menyebabkan adanya garisan-garisan pada benda kerja dan pengelupasan hasil pelapisan logam.
c.       Pelapisan Krom
Pelapisan krom adalah suatu perlakuan akhir menggunakan elektroplating oleh kromium.Pelapisan dengan krom dapat dilakukan pada berbagai jenis logam seperti besi, baja, atau tembaga. Pelapisan krom juga dapat dilakukan pada plastik atau jenis benda lain yang bukan logam, dengan persyaratan bahwa benda tersebut harus dicat dengan cat yang mengandung logam sehingga dapat mengalirkan listrik.
·         Cara Pelapisan Krom
         Pelapisan krom menggunakan bahan dasar asam kromat, dan asam sulfat sebagai bahan pemicu arus, dengan perbandingan campuran yang tertentu.Perbandingan yang umum bisa 100:1 sampai 400:1. Jika perbandingannya menyimpang dari ketentuan biasanya akan menghasilkan lapisan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.Faktor lain yang sangat berpengaruh pada proses pelapisan krom ini adalah temperatur cairan dan besar arus listrik yang mengalir sewaktu melakukan pelapisan. Temperatur pelapisan bervariasi antara 35 °C sampai 60 °C dengan besar perbandingan besar arus 18 A/dm2 sampai 27 A/dm2.
           Elektroda yang digunakan pada pelapisan krom ini adalah timbal (Pb) sebagai anoda (kutub positif) dan benda yang akan dilapis sebagai katoda (kutub negatif). Jarak antara elektroda tersebut antara 9 cm sampai 29 cm. Sumber listrik yang digunakan adalah arus searah antara 10 – 25 Volt, atau bisa juga menggunakan aki mobil.



·           Klasifikasi Pelapisan Krom
               Pelapisan krom dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam, yaitu :
1.    Pelapisan dekoratif
               Pada pelapisan ini umumnya logam (benda kerja) terlebih dahulu dilapisi dengan tembaga kemudian nikel dan akhirnya krom. Tebal lapisan krom dekoratif umumnya berkisar antara 0.25 – 0.50 mikron.
2.    Pelapisan krom keras
               Pelapisan ini sering disebut industrial krom, yaitu pelapisan krom yang memanfaatkan sifat-sifat krom untuk mendapatkan sifat-sifat seperti : tahan panas, aus, erosi, korosi dan koefisien gesk rendah. Pada pelapisan krom keras, krom diendapkan pada logam dasar secara langsung tanpa melalui pelapisan perantara.  Biasanya pelapisan ini lebih tebal daripada pelapisan dekoratif. Berbeda dengan lapisan tembaga dan nikel dimana logam yang berfungsi sebagai anoda yaitu tembaga dan nikel. Untuk pelapisan krom, logam krom tidak akan berfungsi dengan baik sebagai anoda, sehingga dalam pelapisan krom digunakan anoda yang tidak larut yaitu lead (Pb).

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Semenjak jaman kemerdekaan, para pejuang serta perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan faktor yang sangat vital dalam usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta membebaskannya dari belenggu penjajahan. Oleh karena itu, mereka berpendapat bahwa disamping melalui organisasi politik, perjuangan kearah kemerdekaan perlu dilakukan melalui jalur pendidikan.
Pemerintah Belanda yang menguasai Indonesia selama tiga setengah abad menganut paham imperialisme dan kolonialisme yang bertujuan untuk mempertahankan agar lebih lama dapat memperoleh keuntungan dari tanah jajahannya antara lain dengan menghalangi, memperlambat, atau sangat membatasi pendidikan bagi orang Indonesia. Kebanyakan anak yang bersekolahhanya di sekolah desa yang boleh dikatakan tak mendapat kesempatan untuk melanjutkan pelajaran. Segelintir anak dibolehkan memasuki sekolah yang berbahasa Belanda akan tetapi jalan ke sekolah lanjutan sangat dipersempit.Bahasa Belanda digunakan untuk menahan orang lolos ke sekolah yang lebih tinggi. Adanya sekolah lanjutan hanya karena keperluan mereka akan pegawai dikantor pemerintah atau swasta. Kurikulum di sekolah yang berbahasa Belanda sama dengan yang apa yang berlaku di negeri Belanda sendiri. Untung masih bisa lolos beberapa anak Indonesia untuk mengecap pendidikan tinggi, antara lain Soekarno, Hatta dan lain-lain yang berhasil menghentikan penjajahan dari bumi Indonesia ini.
Jepang yang kemudian menduduki negara kita, segera menghapus segala sisa-sisa pendidikan yang berbau Belanda. Bahasa Jepang di ajarkan sebagai pengganti bahasa Belanda dan mujurnya bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar di semua tingkatan sekolah. Latihan militer diberikan untuk membantu mereka dalam mempertahankan jajahannya.
Kemerdekaan Indonesia yang kita rebut dari tangan penjajah, merombak sistem pendidikan secara radikal dengan mendasarkannya atas filsafat bangsa kita, yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan Garis-garis Besar Haluan Negara.
1.2  Rumusan Masalah
Bagaimana pendidikan nasional yang berdasarkan terhadap Pancasila?
1.3  Tujuan Penulisan
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan akan menjadi sebuah stimulus (rangsangan) bagi pembaca untuk menyadari dan lebih memahami bahwa betapa pentingnya Pancasila sebagai dasar negara juga mendasari pendidikan nasional bagi bangsa ini. Dengan demikian diharapkan realisasi Pancasila dapat terwujud dalam penerapan pendidikan yang dilaksanakan di negeri ini, sehingga bisa menjadikan masyarakat Indonesia yang menjiwai Pancasila dalam menjalankan pendidikan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Dasar Pemikiran
            Pancasila yang kita akui dan terima sebagai filsafat dan pandangan hidup bangsa kita, yang dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari, dijadikan pula filsafat pendidikan kita.
            Seperti dinyatakan dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1968, Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia dan negara kita. Di samping itu, bagi kita Pancasila sekaligus menjadi tujuan hidup bangsa Indonesia. Kesadaran dan cita-cita moral Pancasila sudah berurat, berakar dalam kebudayaan bangsa Indonesia,yang mengajarkan bahwa hidup manusia akan mencapai kebahagiaan, jika dapat dikembangkan keselarasan dan keseimbangan, baik dalam hidup manusia secara pribadi, dalam hubungan dengan alam, dalam hubungan manusia dengan Tuhannya, maupun dalam mengejar kemajuan lahiriah, dan kebahagiaan rohaniah.
Seperti kita ketahui, Pancasila terdiri atas :
1.      Ketuhanan yang Maha Esa.
2.      Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3.      Persatuan Indonesia.
4.       Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan / perwakilan.
5.      Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
            Dalam undang-undang tentang dasar pendidikan dan pengajaran disekolah, bab III, pasal 4, tercantum " Pendidikan dan pengajaran berdasarkan asas-asas yang termaktub dalamPancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dan ataskebudayaan kebangsaan Indonesia" .
            Asas-asas itu seyogianya diwujudkan dalam pendidikan di sekolahmaupun di luar rumah. Asas-asas yang masih bersifat umum itu masih perludiuraikan agar lebih jelas untuk dijadikan pedoman dalam pendidikan.
Sila Ke-Tuhanan Yang Maha Esa
            Pancasila menjamin hak setiap warga Indonesia memuja Tuhan dan memeluk agamanya masing-masing. Bahwa agama dipentingkan oleh pemerintah nyata dengan diwajibkannya pelajaran agama di sekolah, dari SD sampai Perguruan Tinggi. Sekolah berkewajiban membantu anak-anak hidup menurut agamanya sambil memupuk rasa toleransi, pengertian dan rasa hormat terhadap penganut agama lain.
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
                Nasionalisme yang melewati batas, yakni " chauvinisme" dapat mengandung bahaya, karena mendewakan negara sendiri sambil memandang rendah terhadap bangsa-bangsa lain. Nasionalisme yang berlebihan sering menimbulkan peperangan dan karena itu harus dibatasi. Kerja sama antar bangsa menjadi syarat mutlak bila kita ingin mencegah pemusnahan umat manusia dari permukaan bumi ini. Sila Kemanusiaan dalam Pancasila menghargai manusia dan menghormati setiap bangsa. Atas dasar Kemanusiaan kita turut berusaha memelihara perdamaian dunia.
Sila Persatuan Indonesia
Sila ini merupakan dorongan yang kuat dalam membebaskan Tanah Air kita dari belenggu penjajahan dan kolonialisme. Sila ini dianggap sangat penting dalam menciptakan pendidikan nasional. Kesatuan Bangsa dan Negara merupakan syarat mutlak dalam pembangunan negara kita. Telah sering kesatuan negara kitadiancam oleh perpecahan, namun tetap tegak teguh dengan perkasa. Sekolah berkewajiban untuk memupuk rasa kebangsaan, rasa kesatuan dan persatuan dalam hati sanubari tiap anak. Mereka harus dengan rasa bangga dapatmengatakan ''Saya anak Indonesia" dari daerah mana pun mereka berasal.
Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan.
                Asas ini mempunyai pengaruh penting dalam pendidikan, antara lain dalam huhungan orang tua atau guru terhadap anak. Anak pun manusia penuh danharus dihormati pendapatnya, harus diberi kesempatan mengeluarkan pendapatnyasecara bebas, diturutsertakan dalam diskusi dalam hal-hal yang menyangkut dirinya. Sikap demokrasi menghapuskan sisa-sisa sikap feodalisme dan kolonialisme yang bertindak otokratis dan otoriter. Dalam metode mengajar punlebih banyak diadakan diskusi dalam suasana bebas namun berdisiplin. Anak wanita diberi kesempatan yang sama untuk menempuh pendidikan apa pun sampai tingkat yang setinggi-tingginya.
Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
             Mempunyai hak yang sama dalam memilih wakil rakyat belum cukup.Setiap orang ingin agar kebutuhannya sehari-hari dipenuhi, seperti makan yangcukup, pakaian, kesempatan berekreasi, memiliki rumah sendiri, menyekolahkananak sampai tingkat yang setinggi-tingginya, mendapatkan pekerjaan, danmenikmati hari tua yang tenang.
2.2  Tujuan Pendidikan Nasional
Pendidikan nasional pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan jaman. Pendidikan nasional bertujuan membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila, yang kemudian diuraikan dalam sejumlah butir-butir sebagai penjelasan makna tiap sila, diuraikan selanjutnya dalam tujuan-tujuan yang lebihkongkrit berupa tujuan-tujuan institusional, antara lain yang harus dicapai olehtiap tingkatan dan jenis sekolah.
Dalam Tap. MPR No.II / MPR / 1988 tentang GBHN tercantum : Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.
Pendidikan nasional harus juga mampu menumbuhkan dan memperdalam rasa cinta kesetiakawanan sosial. Sejalan dengan itu dikembangkan iklim belajar dan mengajar yang dapat menumbuhkan rasa percaya pada diri sendiri serta sikap, perilaku yang inovatif. Dengan demikian pendidikan nasional akan mampu mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun diri sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa.
Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mempunyai tujuan pendidikan sesuai dengan UU nomor 2 tahun 1989 pasal 6 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap warga Negara berhak atas kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengikuti pendidikan agar memperoleh pengetahuan, kemampuan dan keterampilan yang sekurang-kurannya setara dengan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan tamatan pendidikan dasar[1], yang kemudian diamandemen dalam UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.